Thursday, May 31, 2012

Sampul Hari Pertama seri Kehidupan Bawah Laut (Marine Life)


SHP Kehidupan Bawah Laut (FDC Marine Life)

Penyu merupakan satwa dari warisan purbakala. Mereka sudah mendiami bumi dari jaman Triassic, kurang lebih berada di kisaran 220 juta tahun yang lalu. Penyu telah berhasil bertahan hidup melewati jaman di mana dinosaurus tidak berhasil menyesuaikan diri dan bertahan. Kini penyu kembali mengalami tantangan berat di jaman manusia modern.


Menjadi rumah bagi 6 dari 7 species penyu yang ada di dunia, Indonesia, memegang peranan penting dalam upaya konservasi species dilindungi ini. Jumlah penyu kian hari kian berkurang secara drastis, sehingga mengancam species-species tersebut dalam ambang kepunahan.

Laju kepunahan itu disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan seperti pembangunan kawasan pantai yang merusak tempat perteluran penyu; perburuan penyu; pencurian telur; penangkapan tidak sengaja (by-catch) oleh nelayan udang dan tuna; dan pembuangan sampah di pantai dan laut. Reproduksi penyu yang sangat lambat tidak mampu mengimbangi laju populasi yang menurun drastis.

Ada banyak ancaman lainnya dalam kehidupan penyu. Tidak mengherankan jika hanya 1 dari 1000 tukik yang dapat bertahan dan selamat menjadi dewasa. Karena populasi yang terus menerus turun, penyu akhirnya ditetapkan sebagai species yang dilindungi dalam berbagai peraturan baik internasional maupun nasional.

Dalam rangka ikut mengajak melestarikan kekayaan alam ini diterbitkan prangko istimewa seri Kehidupan Bawah Laut pada tanggal 24 Oktober 2010 dengan menampilkan 4 jenis penyu:

Penyu Lekang ( Lepidochelys olivacea )

Penyu Lekang ( Lepidochelys olivacea )

Penyu lekang atau biasa disebut juga penyu abu-abu merupakan salah satu jenis yang berukuran kecil selain penyu sisik. Penyu jenis ini mengonsumsi udang-udangan. Karena jenis pakannya sering kali berada di daerah tangkap kapal pukat udang, maka seringkali species ini juga ikut tertangkap oleh pukat tersebut dan biasanya mereka akan mati tenggelam karena kehabisan udara.

Modifikasi jaring pukat mutlak harus dilakukan. Salah satu modifikasi jaring pukat  biasanya mengadopsi TED (Turtle Excluder Device). TED adalah metode di mana sebuah "pintu" diletakkan di lorong pukat, sehingga penyu dapat menerobos keluar sedangkan target tangkapan seperti udang atau ikan tetap terperangkap dalam jaring pukat. 

Penyu Hijau ( Chelonia mydas )

Penyu Hijau ( Chelonia Mydas )

Penyu hijau adalah penyu terbesar di antara penyu lainnya yang memiliki karapas keras di punggungnya. Penyu hijau juga bermigrasi ribuan kilometer dari ruaya pakan menuju pantai penelurannya. Penyu hijau bermigrasi dari daerah pesisir selatan Pulau Jawa menuju ke pesisir barat Benua Australia dan pesisir utara Benua Australia, dari Indonesia ke Vietnam, Thailand, Malaysia, Filipina dan Papua Nugini.

Penyu hijau sangat berperan menjaga keseimbangan lingkungan terutama di ekosistem lamun karena peran penyu hijau sebagai "tukang potong rumput", menjaga lamun tidak terlalu lebat dan tidak terlalu gersang. Sayangnya penyu hijau masih menjadi target utama konsumsi bagi masyarakat karena berbagai kepercayaan terhadap mitos yang salah.

Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea )

Penyu Belimbing ( Dermochelys coriacea )

Penyu belimbing  merupakan species yang terbesar di antara jenis lainnya. Sangat unik karena merupakan satu-satunya species penyu yang tidak memiliki karapas keras, hanya berupa kulit yang tebal. Namun bentuk penyu belimbing yang aerodinamis membuat mereka dapat menyelam lebih dalam dan bermigrasi lebih jauh.

Penyu belimbing bermigrasi melintasi samudera, dari Indonesia ke Amerika Serikat, Meksiko, Jepang, Vietnam, Malaysia, Thailand, Kepulauan Solomon, Papua Nugini, Australia dan negara-negara lainnya di Pasifik Selatan. Uniknya lagi, ubur-ubur adalah satu-satunya makanan bagi species ini.

Penyu Sisik ( Eretmochelys imbricata )

Penyu Sisik ( Eretmochelys imbricata )

Penyu sisik adalah satu-satunya penyu yang memiliki motif eksotis di karapasnya. Motif eksotis ini seringkali menjadi pilihan utama industri aksesoris dan busana dalam produksi pernak-pernik kacamata, bros, kancing, gelang, kalung dan lain-lain. Selain itu, daging dan telur penyu sisik juga menjadi incaran masyarakat.

Makanan utama penyu sisik adalah beberapa jenis terumbu karang. Nama "Hawksbill" dalam bahasa Inggris menerangkan moncong species yang satu ini memiliki paruh yang tajam dan lancip menyerupai "hawk" atau elang.



Detail Teknis

Jenis Penerbitan Prangko :
Istimewa
Kode Produk Prangko :
101111
Tanggal Terbit :
24 Oktober 2010
Desain Prangko :
1/4 Penyu Lekang / Lepidochelys olivacea
2/4 Penyu Hijau / Chelonia mydas
3/4 Penyu Belimbing / Dermochelys coriacea
4/4 Penyu Sisik / Eretmochelys imbricata
Nominal Prangko :
Rp 1.500
Ukuran Prangko :
41,06 mm x 25,31 mm
Perforasi :
12,75 x 13,50
Warna :
4 separasi + invisible ink
Kertas : 
Tullis Russel
Perekat :
PVA
Proses Cetak :
Offset
Perancang :
Dadan Rusdiana
Pencetak :
AMG Security Printing
Komposisi :
16 keping ( 4 x 4 )
Harga per set :
Rp 6.000
Harga per sheet :
Rp 24.000
Jumlah Cetak :
300.000 set

Kode Produk SHP :
102111
Harga :
Rp 8.000
Jumlah Cetak :
4.000 pcs
Perancang Sampul : 
Dadan Rusdiana

Masa Jual :
24 Oktober 2010 - 31 Desember 2013
Masa Laku :
24 Oktober 2010 - 31 Desember 2015




No comments:

Post a Comment