SHP Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2012 |
Ekonomi Hijau adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan peningkatan kesejahteraan dan keadilan sosial, dan pada saat yang sama secara signifikan menekan risiko kerusakan lingkungan dan kelangkaan ekologis. Secara praktis, ekonomi hijau adalah suatu kegiatan ekonomi dengan pertumbuhan pendapatan dan lapangan kerja yang dimotori investasi yang berasal dari kalangan publik maupun swasta, menggunakan sumber daya alam secara efisien dan selalu mempertahankan keragaman hayati dan layanan ekosistem, seperti ketersediaan air, lingkungan dan udara yang bersih dan sehat. Investasi ini perlu didukung oleh Pemerintah, antara lain melalui reformasi kebijakan regulasi. Pembangunan dengan konsep ekonomi hijau berusaha mempertahankan dan apabila memungkinkan, membangun kembali modal sumber daya alam yang merupakan aset ekonomi yang sangat penting terutama bagi mereka yang miskin dan yang kehidupan sehari-harinya sangat tergantung pada alam.
Ekonomi konvensional, yang diukur berdasarkan besaran PDB, seringkali diciptakan melalui eksploitasi berlebihan dan pencemaran atas sumber daya alam, mulai dari sumber air bersih, hutan hingga udara yang sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia. Disadari, pembangunan ekonomi seperti ini berbiaya tinggi baik dari aspek ekonomi maupun sosial, terutama bagi masyarakat miskin yang hidupnya sangat tergantung pada sumber daya alam dan peka terhadap kontaminasi dan degradasi lingkungan. Degradasi ekosistem dan punahnya berbagai flora fauna yang menggoncang keanekaragaman hayati, secara langsung mempengaruhi sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Lalu, dampak yang akan muncul adalah bencana banjir, kekeringan, gagal panen, wabah penyakit, dan sebagainya.
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) populasinya kian terancam |
Sementara itu, sampah juga terus menjadi persoalan yang tiada akhir sejalan dengan makin pesatnya pembangunan. Prinsip 3R (Reduce, Reuse dan Recycle) adalah langkah nyata pengendalian pencemaran lingkungan. Bank Sampah adalah salah satu rekayasa sosial untuk mengajak masyarakat memilah sampah. Sampah dapat memiliki nilai uang yang bisa ditabung. Masyarakat sangat mengerti jenis dan nilai sampah yang harus dipilah. Bank Sampah sendiri memiliki potensi ekonomi kerakyatan yang besar berupa kesempatan kerja dalam melaksanakan pengelolaan Bank Sampah dan investasi dalam bentuk tabungan. Sehingga, masyarakat dapat memperoleh penghasilan dari bekerja di Bank Sampah atau penghasilan tambahan dari tabungan Bank Sampah.
Aktivitas di Bank Sampah |
Detail Teknis
Jenis Penerbitan Prangko :
Istimewa
Kode Produk Prangko :
121105
Tanggal Terbit :
5 Juni 2012
Desain & Nominal Prangko :
Ekonomi Hijau Rp 2.000,-
Ukuran Prangko :
41,60 x 25,31 mm
Perforasi :
12,75 x 13,50
Komposisi :
36 keping (6 x 6) Tete-Beche
Harga Per-Set :
Rp 4.000,-
Warna :
4 separasi + invisible ink
Kertas :
Tullis Russel
Perekat :
PVA
Proses Cetak :
Offset
Jumlah Cetak :
300.000 set
Perancang :
Guruh Ramdani
Pencetak :
Perum PERURI
Kode SHP :
122105
Harga :
Rp 6.000,-
Jumlah Cetak :
4.000 pcs
Perancang Sampul :
Tata Sugiarta
Masa Jual :
5 Juni 2012 - 31 Desember 2015
Masa Laku :
5 Juni 2012 - 31 Desember 2017
kereen blognya....keep blogging and keep stamp collecting...:-)
ReplyDeleteThanks Mr. Windu .. blognya terinspirasi dari blog Anda. :-)
ReplyDeleteYup .. n semoga perfilatelian kita makin maju ke depannya !